Google Search

Google
 

Selasa, 18 Desember 2007

Danau Victoria



Danau Victoria atau Victoria Nyanza (juga dikenal sebagai Ukerewe) adalah salah satu Danau Besar di Afrika.


Danau Victoria memiliki luas 68.870 kilometer persegi, membuatnya danau terbesar di benua Afrika, danau tropis terbesar di dunia, dan danau air tawar kedua terbesar dunia dalam luas permukaan. Karena dangkal, danau ini masuk dalam urutan ke-7 danau air tawar dalam volume, berisi 2.760 kilometer kubik air. Dia merupakan sumber dari cabang terpanjang Sungai Nil, Nil Putih. Danau ini terletak dalam dataran tinggi di bagian barat Great Rift Valley Afrika dan diatur oleh Tanzania, Uganda, dan Kenya.


Ada lebih dari 3.000 pulau dalam Danau Victoria, kebanyakan tida berpenghuni. Ini termasuk Kepulauan Ssese di Uganda, sebuah kelompok besar pulau-pulau di barat laut danau tersebut dan menjadi sebuah tujuan pariwisata populer.

Sungai Nil


Jika tidak ada Nil, maka tidak ada Mesir. Ungkapan ini nampaknya realistis sekali, mengingat betapa bergantungnya Mesir kepada sungai Nil dalam berbagai bidang, khususnya masalah pengairan. Bahkan boleh dibilang bahwa Mesir merupakan negeri yang peradabannya dibangun dengan sungai Nil. Ahli sejarah Yunani, Herodotus, menyebut Mesir sebagai "anugerah Sungai Nil".


***
HULU-HILIR
Mesir, adalah termasuk satu dari sembilan negara yang dilalui oleh sungai Nil. Delapan negara lain yang menjadi negara Basin (lembah) sungai Nil adalah, Tanzania, Kenya, Zaire, Uganda, Ethiopia, Sudan, Rwanda dan Burundi. Yang dimaksud dengan basin (lembah) sungai Nil adalah seluruh daratan yang dilalui sungai ini, atau yang dilalui sungai-sungai yang bermuara di sungai ini, serta cabang-cabang sungai yang mendapat air dari sungai Nil. Dengan demikian lembah sungai Nil sangat luas sekali, sehingga mencapai 2,9 juta meter persegi atau sekitar 1/10 luas Benua Afrika. Di antara kesembilan negara lembah ini terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok negara sumber sungai (hulu) Nil, dan kedua, negara pembuangan (hilir) sungai. Dalam hal ini, Mesir dan Sudan adalah dua negara hilir sungai Nil, sementara sisanya adalah negara sumber (hulu) sungai.

Sungai Nil, memiliki kelebihan tersendiri dibanding sungai-sungai lain di dunia. Di samping panjangnya mencapai 6.670 KM membentang dari selatan ke utara, juga membentang pada garis 3, 30 derajat lintang selatan, sampai 31derajat lintang utara, atau dengan kata lain bahwa sungai ini memotong lebih dari 34,5 derajat garis lintang. Inilah yang membedakan Nil dengan sungai-sungai lainnya di dunia, karena kebanyakan sungai di dunia mengalir ke arah timur atau ke barat. Di samping itu, sungai Nil merupakan sungai yang mengalir melalui daerah-daerah yang beragam dan dengan iklimnya yang bermacam-macam pula.

Di daerah hulu, sungai Nil bersumber dan mengalir dari daerah yang beriklim tropis dan berdataran tinggi. Kemudian melewati beberapa sumbernya yang lain di daerah semitropis. Lalu melewati daerah lembah pegunungan yang beriklim subtropis. Dari arah Ethiopia yang beriklim sub-seasonal, salah satu sumbernya mengalir. Kemudian sungai Nil melewati daerah Sudan yang merupakan daerah yang penuh dengan hujan musim panas dan kekeringan musim dingin. Setelah itu menerobos membelah daerah padang pasir yang ganas, dan bermuara di daerah Mesir yang beriklim laut tengah. Berarti sungai Nil mengalir dari daerah hijau yang terletak pada garis katulistiwa ke daerah padang pasir yang sangat tandus di bagian utara benua Afrika. Dengan begitu, setiap Nil mengalir satu langkah, dia akan kehilangan sebagian airnya. Jadi semakin ke hilir, airnya semakin berkurang. Hal ini berbeda dengan sungai-sungai lain di dunia, di mana semakin ke hilir semakin banyak muatan airnya.

Lalu dari mana sumber sungai Nil itu? Pertanyaan inilah yang mendorong para ilmuwan dan petualang dari berbagai masa dan zaman untuk mencari sumber-sumber sungai Nil. Sejak Zaman Mesir kuno, orang-orang Mesir banyak yang berusaha untuk mengetahui sumber-sumber sungai ini. Tidak ketinggalan orang-orang Yunani kuno, seperti Herodotus yang pada tahun 457 SM, melakukan ekspedisi mencari sumber sungai Nil dan mendapatkan sumber bagian barat. Begitu juga halnya dengan Ptolomeus, yang mampu menemukan sumber bagian selatan, dan dianggap sebagai ahli geografi terbesar di zamannya yang mampu menggambarkan sungai Nil dengan sangat cermat dan akurat. Sumber bagian tengah sendiri ditemukan oleh orang-orang Arab, semisal al Bakbasyi al Mashry Salim Qabthan. Kemudian sumber dari Negeri Habasyah (Ethiopia) ditemukan oleh James Bross, seorang petualang Skotlandia. Danau besar Victoria, yang juga salah satu sumber terbesar ditemukan oleh Spake. Dan danau Albert, ditemukan oleh Samuel Bekker, serta Danau Edward dan sebagian sungai Smileky ditemukan oleh Stanley, seorang petualang Inggris.

Dengan demikian berarti sumber sungai Nil tidak hanya satu, tapi Nil adalah merupakan tumpahan air dari beberapa sungai dan beberapa danau. Tepatnya, Nil bersumber dari sungai Kagera yang mengalir masuk ke danau Victoria dari arah barat. Sungai Kagera bisa dikatakan sebagai permulaan bagi sungai Nil dan danau Victoria merupakan danau terbesar pertama di benua Afrika, dan kedua di dunia setelah danau Superior di Amerika utara. Kemudian dari danau ini, masuk lagi ke ke danau Kyoga dan danau Albert. Sungai yang membawa air dari Victoria ke danau Albert ini disebut dengan Nil Victoria. Sementara itu, danau Albert juga mendapat saluran air dari danau Edward melalui sungai Smileky. Di danau Albert lah, kedua aliran air yang berasal dari danau Victoria dan danau Edward berkumpul. Dari danau Albert, mengalir satu-satunya sungai yang disebut Nil Albert. Di saat Nil Albert ini mengalir dan seakan sudah kehabisan tenaga dan air lagi, datanglah kekuatan baru, yaitu sungai Subath yang ikut membantu mensuplay air bagi sungai Nil. Sungai Subath sendiri mendapat suplay airnya dari beberapa sumber seperti sungai Baro di Ethiopia, dan aliran air dari danau Rudolf di Kenya. Sungai Nil, dari titik pertemuan antara Nil Albert dengan sungai Subath ini disebut Nil putih.

Selanjutnya Nil putih mengalir sampai ke ibu kota Sudan, Khartoum, dan di sana bertemu dengan Nil biru yang bersumber dari Danau Tana dan sungai Athirah. Berkat pertemuan antara dua sungai inilah, maka sungai Nil mendapat bantuan air lagi sehingga dapat melanjutkan alirannya sampai ke laut tengah. Bahkan Nil biru dianggap sebagai nyawa baru bagi sungai Nil putih yang semakin lemah setelah menempuh berkilometer-kilometer jarak. Bisa dikatakan bahwa sungai Nil setelah kota Khartoum sampai ke dataran Mesir, lebih banyak merupakan kelanjutan dari sungai Nil biru ketimbang Nil putih.

SUBUR
Semenjak dahulu kala, Sungai Nil merupakan faktor pendukung pertama dalam membangun peradaban Mesir kuno. Tidak ada bangsa di dunia yang hidup dan eksistensinya betul-betul sangat tergantung kepada sungai, kecuali bangsa Mesir. Mesir yang sebagian besar tanahnya terdiri dari padang pasir tandus, berkat adanya sungai Nil, tanah ini berubah menjadi subur dan bisa ditanami.

Pada akhir bulan Juni, dengan sangat teratur, Sungai Nil hilir membesar arusnya akibat hujan tropis dan salju gunung yang mencair di daerah hulu sungai, sehingga airnya naik ke lembah-lembah dan bantaran sungai. Pada akhir bulan September, seluruh bantaran menjadi seakan danau yang keruh. Dan ketika surut airnya kembali seperti semula pada akhir Oktober, air sungai Nil menyisakan endapan subur di bantaran dan lembah tadi. Di saat itulah daerah lembah dan bantaran sungai Nil menjadi siap untuk ditanami dengan berbagai macam tanaman. Bulan Januari sampai Mei merupakan saat di mana air sungai Nil surut.

Untuk betul-betul menggunakan sungai Nil dengan sebaik-baiknya, masing-masing dari sembilan negara telah melakukan eksploitasi sungai ini dengan semaksimal mungkin, sehingga kebutuhan negara dan rakyatnya terhadap air dapat terpenuhi dengan baik. Lain halnya dengan Mesir dan Sudan, ketujuh negara lembah Nil tidak terlalu mengandalkan sungai Nil sebagai sumber hidupnya. Karena ketujuh negara tersebut merupakan negara-negara yang masih secara teratur mendapatkan curahan hujan yang cukup setiap tahun. Mesir sendiri dalam mensiasati penggunaan air sungai Nil, berusaha semaksimal mungkin agar air sungai Nil ini dapat dimanfaatkan dengan baik serta kelestarian dan kejernihan air sungai tetap terjaga. Beberapa proyek besar untuk memperbaiki sistem pengairan telah banyak yang diselesaikan Mesir, seperti proyek pembangunan Qanathir, saluran-saluran air, dan pembuatan cabang-cabang sungai ke beberapa daerah yang membutuhkan air. Sementara itu, untuk menghindari air sungai Nil terbuang begitu saja di laut tengah, maka Mesir telah membangun beberapa bendungan seperti, bendungan Aswan yang dibangun pada tahun 1902, bendungan Jabal al Auliya' yang dibangun di daerah Sudan pada tahun 1937, dan bendungan tinggi (al Sadd al 'Aliy) yang mulai dibangun pada tahun 1960 dan rampung pembangunannya di tahun 1970.

Bendungan tinggi ini di samping untuk menyimpan air sungai Nil jika mengalami surut, juga diproyeksikan untuk melindungi Mesir dari bahaya bencana banjir seperti puncaknya pernah terjadi pada tahun 1946 dan tahun 1964. Meskipun Mesir memiliki Bendungan Aswan untuk memenuhi kebutuhan negeri itu akan air, lokasi geografis Mesir yang terletak di bagian paling hilir membuat negeri itu menjadi amat rentan terhadap berbagai kemungkinan.


BERGANTUNG
Sembilan negara lembah sungai Nil, tidak selamanya sepakat dalam pembagian hak terhadap sungai Nil, khususnya hak yang menyangkut jatah dan porsi masing-masing, apalagi semenjak kebutuhan terhadap sungai ini begitu meningkat. Hal semacam ini kadang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Konflik terbesar muncul antara pengguna air di bagian hulu dan pengguna air di bagian hilir. Negara yang berada di hulu sungai mengklaim hak kedaulatan atas air yang berasal dari teritorialnya, termasuk hak untuk menggunakan, menyimpan, mengalihkan, dan mencemari. Sementara negara-negara yang dilalui sungai itu, yang semakin ke hilir, semakin kecil posisi tawarnya, menuntut agar air sungai itu dijaga kealamiannya, supaya kebutuhan akan sumber air bersih tetap bisa dipenuhi. Tidak berlebihan kalau Menteri Luar Negeri Mesir pada tahun 1989, Boutros Boutros Ghali, yang kemudian menjadi Sekretaris Jenderal PBB, menyatakan keamanan nasional Mesir terletak di tangan delapan negara Afrika lainnya yang berada di lembah Sungai Nil.

Untuk memecahkan masalah ini, telah dilangsungkan beberapa muktamar negara-negara sungai Nil dengan harapan, kesembilan negara itu tidak ada yang menjadi lebih berwenang atau yang haknya diabaikan. Walau begitu, awal bulan Maret 2004, Tanzania, sebagai salah satu negara hulu sungai Nil menghendaki peninjauan ulang kembali terhadap pembagian jatah dan porsi masing-masing, khususnya jatah Mesir dan Sudan. Tanzania menghendaki jatah pertahun Mesir dan Sudan dikurangi dari porsi semestinya. Menurut perjanjian tahun 1929 antara Mesir dan Inggris, diputuskan bahwa jatah Mesir dari air sungai Nil adalah 59 milyar meter kubik/tahun, dan jatah Sudan 15 milyar meter kubik/tahun. Akan tetapi Tanzania meminta agar jatah ini dikurangi lagi. Pertimbangannya, karena Tanzania sekarang tengah membangun proyek pembuatan saluran air di negaranya. Tentunya dalam hal ini Mesir tidak rela melepaskan begitu saja haknya, mengingat semakin pesat pertumbuhan penduduk Mesir, di satu sisi kebutuhannya semakin besar terhadap air.

Akhirnya Mesir, melalui menteri pengairannya, Mahmoud Abu Zaid, memberikan ultimatum bahwa Mesir tidak akan pernah melakukan konsesi dan memberikan haknya dalam penggunaan air Nil. Entah bagaimana nasib kita yang tinggal di bumi Mesir, jika jatah Mesir dikurangi? Bagaimanapun, pada akhirnya, yang dapat mengeksploitasi dan mengontrol sungai Nil dengan sebaik-baiknya adalah yang akan berkuasa.


***

Sungai Amazon


Sungai Amazon (bahasa Spanyol: Río Amazonas, bahasa Portugis: Rio Amazonas) adalah sungai di Amerika Selatan yang merupakan sungai terpanjang kedua di dunia – Sungai Nil di Afrika merupakan yang terpanjang. Sungai Amazon memiliki total aliran terbesar dari sungai manapun, membawa lebih dari Sungai Mississippi, Nil, dan Yangtze digabungkan. Amazon juga memiliki sistem peraliran terbesar dari seluruh sistem sungai. Meskipun Nil sungai terpanjang, namun Amazon bisa dianggap "terkuat" (dilihat dari jumlah air yang mengalir per detik).


Jumlah air tawar yang dilepas ke Samudra Atlantik sangat besar: 184.000 m³ per detik (6,5 juta kaki³) di musim hujan. Aliran Amazon merupakan seperlima dari jumlah seluruh air tawar yang masuk ke laut di seluruh dunia. Air di laut dekat sungai ini memiliki kadar garam yang rendah sampai beratus mil jauhnya.


Sungai utamanya (biasanya memiliki lebar satu sampai enam mil) dapat dilalui untuk kapal uap samudra besar sampai Manaus, hampir 800 mil ke hulu sungai dari mulutnya. Kapal laut yang lebih kecil dengan berat 3.000 ton dan 5,5 m (18 kaki) dapat mencapai sejauh Iquitos, 3.700 km (2.300 mil) dari laut. Kapal sungai kecil dapat mencapai 780 km (486 mil) lebih jauh sampai Achual Point. Lewat dari sana, hanya perahu kecil yang dapat naik sampai Pongo de Manseriche, di atas Achual Point.


Sungai ini mengambil air dari koordinat 5° LU sampai 20° LS. Sumber paling jauh ditemukan di dataran tinggi inter-Andes, jarak yang cukup dekat dengan Samudra Pasifik; dan setelah menempuh jarak 7.200 km (4.800 mil) melalui pedalaman Peru dan melewati Brasil, ia masuk Samudra Atlantik di katulistiwa.

Danau Toba



Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100km x 30km di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Asal-usul




Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar ribuan saja.




Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Danau Kelimutu


Kabupaten Ende yang berbukit-bukit menyimpan keindahan luar biasa. Di sanalah, di puncak Gunung Kelimutu, di kawasan Taman Nasional Kelimutu, terdapat Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. Bahkan, danau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia.

Sebuah penghargaan yang membanggakan. Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.

Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Koservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.

Gunung Kelimutu adalah Gunung yang memiliki tinggi 1.640 meter di atas permukaan laut (dapl), memiliki tiga buah kepundan di puncaknya yang disebut Danau Kelimutu.

Ketiga danau Kelimutu ini memiliki warna air yang berbeda-beda dan berubah tiap saat. Dari warna merah menjadi hijau tua kemudian merah hati. Kadang menjadi warna cokelat kehitaman dan biru.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Gunung Kelimutu meletus terakhir pada 1886 dan meninggalkan tiga kawah berbentuk danau yang airnya berwarna merah (tiwu ata polo), biru (tiwu ko’o fai nuwa muri), dan putih (tiwu ata bupu). Ketiga warna ini mulai berubah sejak 1969 saat meletusnya Gunung Iya di Ende, dan perubahan warna itu pernah serupa.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Danau Kelimutu sebagai tempat bersemayam arwah leluhurnya.Danau dengan air warna MERAH (Tiwu Ata Polo) merupakan tempat berkumpulnya para arwah dari berbagai belahan bumi, arwah orang jahat, danau BIRU (Tiwu Nua Muri Koo Fai ) dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah para pemuda-mudi, dan danau PUTIH (Tiwu Ata Mbupu) dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah orang tua.

"Para arwah akan bermukim di ketiga danau itu sesuai status sosialnya," pengakuan salah seorang staf Dinas Pariwisata Kab.Ende yakni Djafar Sidiq yang tahu persis tentang Kelimutu.

Dalam perjalanan menuju Kelimutu, pengunjung bisa menikmati pemandangan flora dan fauna yang jarang dijumpai di tempat lain seperti cemara gunung, kayu merah, edelweis, landak, babi hutan, tikus besar, dan burung gerugiwa.

Pemandangan menakjubkan juga dapat Anda lihat seperti kegiatan solfatara yang terus mengepulkan uap dan dinding kawah yang berwarna kuning. Bila melemparkan pandangan ke bagian timur saat mencapai puncak danau berwarna merah, sebuah bukit terlihat menjulang berbentuk bundar. Itulah Buu Ria, lokasi paling tinggi di Gunung Kelimutu.

Menurut Djafar Sidiq, waktu kunjungan terbaik ke Danau Kelimutu adalah pada bulan Juli sampai September karena pada bulan-bulan itu, puncak kawah cerah pada pagi hari.

Gunung Tangkuban Perahu


Lokasi Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 28 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya.





Tentang Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Maar atau perisai yang telah meletus 400 tahun lalu. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya diantaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.


Legenda Sangkuriang

Bandung yang punya segudang keindahan panorama, ternyata menyimpan satu legenda penting yang berkaitan erat dengan terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu.

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung berapi aktif tersebut sekarang memang masih "tidur". Namun, dalam waktu lebih dari seabad gunung tersebut beberapa kali meletus. Akibatnya, di kawasan puncak terdapat sembilan kawah yang rata-rata masih aktif mengeluarkan asap belerang.

Kawah terbesar yang berada di puncaknya adalah Kawah Ratu. Panorama alam di sekitar kawah ini sangat mengagumkan sehingga menarik minat orang untuk menikmatinya. Jadilah Gunung Tangkuban Perahu dengan keindahan alamnya sebagai tujuan wisata banyak orang.
Pesona Tangkuban Perahu yang mampu menarik wisatawan ribuan orang juga menarik minat ribuan warga untuk mengais rezeki di kawasan itu. Kini, tempat wisata andalan di tanah Sunda tersebut selalu ramai dipadati wisatawan dan mereka yang mencari sumber kehidupan di sana

Selasa, 11 Desember 2007

Pesona Pulau Samosir


Pulau Samosir, siapa yang tidak mengenalnya? Pulau yang terletak ditengah-tengah Danau Toba. Pulau Samosir itu sendiri dikelilingi oleh pegunungan, kemana pun mata kita memandang kita akan selalu menemukan pegunungan. Tak heran udara di sana pun sangat dingin. Mengingat Pulau Samosir terletak di dataran tinggi sekitar 700 " 1.995 mdpl.

Untuk menuju ke pulau Samosir itu sendiri dapat di tempuh dengan dua cara, yang pertama kita dapat menyeberang danau Toba melalui Ajibata dan yang kedua kita dapat melewati Brastagi. Keduanya tinggal anda yang menentukan. Keindahan pulau Samosir akan membuat anda terbuai oleh hijaunya gunung dan sejuknya udara. Anda akan benar-benar merasa segar kembali setelah melewati satu malam di Pulau Samosir.


bagi anda yang tidak membawa mobil pribadi, anda dapat menyewa mobil dari Medan, biayanya sekitar Rp. 300.000,- per Hari. Lalu anda tinggal memilih antara lewat Brastagi atau Prapat. Dari Medan menuju Prapat memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan dan disambung dengan menyeberang menggunakan kapal ferry yang memakan waktu 1 jam perjalanan. Sedangkan dari Brastagi hanya 3 jam saja.


tempat menginap di Samosir banyak dan beragam. masing-masing menawarkan pemadangan yang paling indah dari Danau Toba. Penginapan-penginapan tersebut terlekat di pinggiran Danau Toba


Untuk berkeliling di sekitar pulau Samosir, anda dapat menggunakan BeMo (Becak Motor) yang sangat terkenal di Sumatera Utara, biayanya sekitar Rp.3000 " Rp 10.000,- tergantung jauh dekatnya tujuan anda. Atau anda dapat menggunakan kendaraan umum.


Untuk di Samosirnya sendiri, tempat makan pun sangat banyak. Dari mulai masakan cina sampai dengan masakan jawa. Tinggal pilih sesuai selera anda.


Banyak yang dapat anda temukan di Samosir, dari mulai ulos sampai dengan kerajinan tangannya. Semuanya unik dan indah.


Anda dapat berjalan-jalan mengelilingi Pulau Samosri, anda dapat memancing di pinggir danau Toba dan anda dapat mengunjungi objek-objek wisata yang ada disana. Atau anda dapat mencuci mata di daerah Tomok


Udara Pulau Samosir bila malam sangat dingin, bagi anda yang tidak terbiasa dengan udara dingin jangan lupa membawa jacket yang tebal.
Teliti dalam memilih tempat makan.

Artikel oleh: Bianka I Goeritno