Google Search

Google
 

Selasa, 23 Juni 2009

10 Hotel Paling Unik di Dunia

Buat Anda yang sudah terbiasa pergi ke berbagai daerah dan tinggal di hotel, mungkin Anda akan cepat merasa bosan jika tinggal di hotel yang standar, walaupun berbagai fasilitas tentu tersedia, tapi mungkin tidak akan seunik hotel-hotel yang ada di bawah ini:

1. Jumbo Hotel (Stockholm)


Penginapan Kapal Terbang Pertama di Dunia

Badan Boeing 747 Jumbo Jet ini hampir dihancurkan sebelum akhirnya diselamatkan menjadi hotel dengan daya tampung 25 kamar, dan didirikan di bandara Arlanda, Stockholm. Tiap kamar ternyata dapat mencapai luas 12 meter persegi lebih, lengkap dengan kamar tidur tingkat, lemari gantung, dan TV layar datar.

Di 'kapal terbang' ini ada area resepsi dan kafe dengan toilet dan tempat mandi (yang artinya Anda harus berbagi kamar mandi atau kamar kecil). Dek tingkat dua berisi ruangan konferensi, sedangkan kokpit pesawat disulap menjadi kamar pengantin. Memang nggak senyaman kamar hotel bintang 5, tapi setidaknya pengalaman yang ada akan jadi luar biasa!

2. Everland (Paris)

Kamar Pribadi yang Bergerak!

Hotel yang satu ini hanya punya satu kamar, lengkap dengan kamar mandi, tempat tidur ukuran besar dan kamar tamu. Bedanya adalah hotel ini juga sebagai instalasi seni, dan hotel ini bergerak. Everland telah 'parkir di tempat-tempat yang luar biasa, seperti dek atas Museum of Contemporary Art di Leipzig, Jerman, atau atap Palais de Tokyo, Paris (dengan pemandangan menara Eiffel yang tidak tertandingi! Harga kamar juga 'tidak terlalu' malah, 333 Euro (sekitar 700 Ribu Rupiah) semalam di hari kerja, dan 444 Euro (sekitar 900 Ribu Rupiah) di akhir minggu!

3. Hôtel de Glace (Kanada)

Dibuat sepenuhnya dari es dan salju

Hotel satu lantai yang unik ini selalu dibangun ulang setiap tahun semenjak tahun 2000. Musim ke 9 HOtel Es ini dimulai pada tanggal 4 Januari 2009 sampai 29 Maret 2009. Hotel ini menjadi hotel musim dingin yang sangat terkenal dan tidak tertandingi. Untuk membangun hotel ini, diperlukan 500 ton es, 150.000 ton salju. Ketinggian langit-langit hotel ini mencapai 6 meter dengan setiap jengkal dinding dihiasi barang seni dan perabotan yang dibuat dari balok Es.

4. Waterworld Hotel (China)

Hotel dengan Tema Air

Kelompok Arstiek Atkin's Architecture Group memenangkan hadiah pertama bagi Kompetisi desain Internasional atas ide cemerlang ini. Tempat ini didesain berada di tambang batu di Songjiang, China. Hotel dengan 400 kamar ini dibuat dengan sangat unik, apalagi dengan tambahan kamar dan beberapa tempat publik bawah air seperti cafe, restoran dan fasilitas olah raga yang membuat tempat ini semakin unik!

5. Sala Silvergruva (Swedia)

Kamar Tunggal di Dalam Tambang Perak

Bayangkan Anda berada di dalam kamar, di kedalaman 155 meter! Di bawah Tanah! Tempat ini adalah bekas tampang terbesar dan salah satu tambang yang masih alami dan utuh. Pada puncak kejayaannya, dalam setahun tambang ini memproduksi 3 ton perak, dan total telah menyumbang 400 ton perak plus 40.000 ton muatan lain yang diambil hanya dengan tangan!

Jadi jika Anda tiba-tiba harus ke kamar mandi di tengah malam, pastikan Anda ingat dan hafal jalan yang Anda lalui, jika tidak Anda bisa tersesat dan tiba-tiba keluar di jalan yang salah. Berabe kan?

6. Capsule Hotel (Belanda)

Hotel dari Kapsul Penyelamat

Kapsul Penyelamat pribadi Anda! Kapsul penyelamat ini disandarkan di The Hague, dan menjadi kamar Anda. Kapsul penyelamat ini sebenarnya adalah kapsul penyelamat di menara pengeboran minyak, yang dibangun pada 1972. Diameter ruangan ini adalah 4,25 meter dan perubahan yang ada hanyalah penambahan gembok dan toilet 'darurat' di dalam kapsul. Memang tidak mewah, tapi setidaknya Anda akan terlindung dari cuaca di dalam kapsul ini.

Pertama kali dioperasikan sebagai proyek seni pada 2004, Denis Oudendijk, pemilik hotel ini sekarang memiliki 8 tipe kapsul yang siap digunakan dan sedang dalam proses penambahan lokasi di beberapa kota seperti Amsterdam dan Nantes, Prancis

7. The De Vrouwe van Stavoren Hotel (Belanda)

Hotel dari Tong Anggur!

Hotel ini dibuat dari tong-tong anggur dari Swiss, yang kemudian diubah menjadi kamar-kamar hotel. Dulunya tong ini diisi dengan 14.500 liter anggur Beaujolais, yang sekarang dibuat dapat menampung dua orang dengan perlengkapan standar, plus kamar mandi dan ruang duduk.

Jika Anda bukan penggemar anggur, maka bau anggur yang ada mungkin akan mengganggu, tapi jika Anda adalah penggemar anggur, maka mungkin kamar hotel ini adalah kamar hotel yang Anda inginkan!

8. Giraffe Manor (Kenya)

Acara Makan Anda Akan Ditemani Jerapah!

Hotel kecil dan eksklusif ini, yang dilingkupi 140 are hutan alami, terletak persis di di luar Nairobi, dan hotel ini terkenal karena kelompok jerapah piaraan mereka. Hotel ini adalah satu-satunya tempat dimana Anda dapat menikmati pengamalan memberi makan dan memotret jerapah dari dekat, dari meja makan Anda! Bahkan terkadang Anda akan disapa jerapah yang melongokkan lehernya ke dalam kamar Anda! Bukan hanya jerapah, hotel ini juga dipenuhi dengan berbagai burung, bahkan beberapa jenis rusa!

9. Das Park Hotel (Austria)

Kamar hotel dari Pipa Beton!

Hotel dengan ruangan 'paling murah', bayangkan saja, kamar hotel ini dibangun dari pipa beton! Bagian pipa seberat 9,5 Ton ini adalah standar pipa yang dipakai sebagai saluran limbah perkotaan. Dengan perbaikan di sana-sini, akhirnya menjadi kamar dengan kasur yang sangat nyaman, mini bar bahkan room servis sampai jam 1 malam. Resepsi tersedia 24 jam dan Anda akan siap menikmati malam nyaman dengan harga yang mudah!

10. Hotel Im Wasserturm (Jerman)

Di Dalam Menara Air

Bangunan tinggi yang menjulang di kota Cologne awalnya adalah menara air terbesar di abad 19 Eropa. Pada 1990, Andrée Putman, seorang desainer asal Prancis, mengubah menara air ini menjadi hotel elegan dengan 78 kamar.

Hotel ini dianggap sebagai hotel monumen, dan atas usahanya yang luar biasa, dengan tanpa mengubah tampilan menara air yang ada, akhirnya hotel ini menerima penghargaan.

Selasa, 18 Desember 2007

Danau Victoria



Danau Victoria atau Victoria Nyanza (juga dikenal sebagai Ukerewe) adalah salah satu Danau Besar di Afrika.


Danau Victoria memiliki luas 68.870 kilometer persegi, membuatnya danau terbesar di benua Afrika, danau tropis terbesar di dunia, dan danau air tawar kedua terbesar dunia dalam luas permukaan. Karena dangkal, danau ini masuk dalam urutan ke-7 danau air tawar dalam volume, berisi 2.760 kilometer kubik air. Dia merupakan sumber dari cabang terpanjang Sungai Nil, Nil Putih. Danau ini terletak dalam dataran tinggi di bagian barat Great Rift Valley Afrika dan diatur oleh Tanzania, Uganda, dan Kenya.


Ada lebih dari 3.000 pulau dalam Danau Victoria, kebanyakan tida berpenghuni. Ini termasuk Kepulauan Ssese di Uganda, sebuah kelompok besar pulau-pulau di barat laut danau tersebut dan menjadi sebuah tujuan pariwisata populer.

Sungai Nil


Jika tidak ada Nil, maka tidak ada Mesir. Ungkapan ini nampaknya realistis sekali, mengingat betapa bergantungnya Mesir kepada sungai Nil dalam berbagai bidang, khususnya masalah pengairan. Bahkan boleh dibilang bahwa Mesir merupakan negeri yang peradabannya dibangun dengan sungai Nil. Ahli sejarah Yunani, Herodotus, menyebut Mesir sebagai "anugerah Sungai Nil".


***
HULU-HILIR
Mesir, adalah termasuk satu dari sembilan negara yang dilalui oleh sungai Nil. Delapan negara lain yang menjadi negara Basin (lembah) sungai Nil adalah, Tanzania, Kenya, Zaire, Uganda, Ethiopia, Sudan, Rwanda dan Burundi. Yang dimaksud dengan basin (lembah) sungai Nil adalah seluruh daratan yang dilalui sungai ini, atau yang dilalui sungai-sungai yang bermuara di sungai ini, serta cabang-cabang sungai yang mendapat air dari sungai Nil. Dengan demikian lembah sungai Nil sangat luas sekali, sehingga mencapai 2,9 juta meter persegi atau sekitar 1/10 luas Benua Afrika. Di antara kesembilan negara lembah ini terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok negara sumber sungai (hulu) Nil, dan kedua, negara pembuangan (hilir) sungai. Dalam hal ini, Mesir dan Sudan adalah dua negara hilir sungai Nil, sementara sisanya adalah negara sumber (hulu) sungai.

Sungai Nil, memiliki kelebihan tersendiri dibanding sungai-sungai lain di dunia. Di samping panjangnya mencapai 6.670 KM membentang dari selatan ke utara, juga membentang pada garis 3, 30 derajat lintang selatan, sampai 31derajat lintang utara, atau dengan kata lain bahwa sungai ini memotong lebih dari 34,5 derajat garis lintang. Inilah yang membedakan Nil dengan sungai-sungai lainnya di dunia, karena kebanyakan sungai di dunia mengalir ke arah timur atau ke barat. Di samping itu, sungai Nil merupakan sungai yang mengalir melalui daerah-daerah yang beragam dan dengan iklimnya yang bermacam-macam pula.

Di daerah hulu, sungai Nil bersumber dan mengalir dari daerah yang beriklim tropis dan berdataran tinggi. Kemudian melewati beberapa sumbernya yang lain di daerah semitropis. Lalu melewati daerah lembah pegunungan yang beriklim subtropis. Dari arah Ethiopia yang beriklim sub-seasonal, salah satu sumbernya mengalir. Kemudian sungai Nil melewati daerah Sudan yang merupakan daerah yang penuh dengan hujan musim panas dan kekeringan musim dingin. Setelah itu menerobos membelah daerah padang pasir yang ganas, dan bermuara di daerah Mesir yang beriklim laut tengah. Berarti sungai Nil mengalir dari daerah hijau yang terletak pada garis katulistiwa ke daerah padang pasir yang sangat tandus di bagian utara benua Afrika. Dengan begitu, setiap Nil mengalir satu langkah, dia akan kehilangan sebagian airnya. Jadi semakin ke hilir, airnya semakin berkurang. Hal ini berbeda dengan sungai-sungai lain di dunia, di mana semakin ke hilir semakin banyak muatan airnya.

Lalu dari mana sumber sungai Nil itu? Pertanyaan inilah yang mendorong para ilmuwan dan petualang dari berbagai masa dan zaman untuk mencari sumber-sumber sungai Nil. Sejak Zaman Mesir kuno, orang-orang Mesir banyak yang berusaha untuk mengetahui sumber-sumber sungai ini. Tidak ketinggalan orang-orang Yunani kuno, seperti Herodotus yang pada tahun 457 SM, melakukan ekspedisi mencari sumber sungai Nil dan mendapatkan sumber bagian barat. Begitu juga halnya dengan Ptolomeus, yang mampu menemukan sumber bagian selatan, dan dianggap sebagai ahli geografi terbesar di zamannya yang mampu menggambarkan sungai Nil dengan sangat cermat dan akurat. Sumber bagian tengah sendiri ditemukan oleh orang-orang Arab, semisal al Bakbasyi al Mashry Salim Qabthan. Kemudian sumber dari Negeri Habasyah (Ethiopia) ditemukan oleh James Bross, seorang petualang Skotlandia. Danau besar Victoria, yang juga salah satu sumber terbesar ditemukan oleh Spake. Dan danau Albert, ditemukan oleh Samuel Bekker, serta Danau Edward dan sebagian sungai Smileky ditemukan oleh Stanley, seorang petualang Inggris.

Dengan demikian berarti sumber sungai Nil tidak hanya satu, tapi Nil adalah merupakan tumpahan air dari beberapa sungai dan beberapa danau. Tepatnya, Nil bersumber dari sungai Kagera yang mengalir masuk ke danau Victoria dari arah barat. Sungai Kagera bisa dikatakan sebagai permulaan bagi sungai Nil dan danau Victoria merupakan danau terbesar pertama di benua Afrika, dan kedua di dunia setelah danau Superior di Amerika utara. Kemudian dari danau ini, masuk lagi ke ke danau Kyoga dan danau Albert. Sungai yang membawa air dari Victoria ke danau Albert ini disebut dengan Nil Victoria. Sementara itu, danau Albert juga mendapat saluran air dari danau Edward melalui sungai Smileky. Di danau Albert lah, kedua aliran air yang berasal dari danau Victoria dan danau Edward berkumpul. Dari danau Albert, mengalir satu-satunya sungai yang disebut Nil Albert. Di saat Nil Albert ini mengalir dan seakan sudah kehabisan tenaga dan air lagi, datanglah kekuatan baru, yaitu sungai Subath yang ikut membantu mensuplay air bagi sungai Nil. Sungai Subath sendiri mendapat suplay airnya dari beberapa sumber seperti sungai Baro di Ethiopia, dan aliran air dari danau Rudolf di Kenya. Sungai Nil, dari titik pertemuan antara Nil Albert dengan sungai Subath ini disebut Nil putih.

Selanjutnya Nil putih mengalir sampai ke ibu kota Sudan, Khartoum, dan di sana bertemu dengan Nil biru yang bersumber dari Danau Tana dan sungai Athirah. Berkat pertemuan antara dua sungai inilah, maka sungai Nil mendapat bantuan air lagi sehingga dapat melanjutkan alirannya sampai ke laut tengah. Bahkan Nil biru dianggap sebagai nyawa baru bagi sungai Nil putih yang semakin lemah setelah menempuh berkilometer-kilometer jarak. Bisa dikatakan bahwa sungai Nil setelah kota Khartoum sampai ke dataran Mesir, lebih banyak merupakan kelanjutan dari sungai Nil biru ketimbang Nil putih.

SUBUR
Semenjak dahulu kala, Sungai Nil merupakan faktor pendukung pertama dalam membangun peradaban Mesir kuno. Tidak ada bangsa di dunia yang hidup dan eksistensinya betul-betul sangat tergantung kepada sungai, kecuali bangsa Mesir. Mesir yang sebagian besar tanahnya terdiri dari padang pasir tandus, berkat adanya sungai Nil, tanah ini berubah menjadi subur dan bisa ditanami.

Pada akhir bulan Juni, dengan sangat teratur, Sungai Nil hilir membesar arusnya akibat hujan tropis dan salju gunung yang mencair di daerah hulu sungai, sehingga airnya naik ke lembah-lembah dan bantaran sungai. Pada akhir bulan September, seluruh bantaran menjadi seakan danau yang keruh. Dan ketika surut airnya kembali seperti semula pada akhir Oktober, air sungai Nil menyisakan endapan subur di bantaran dan lembah tadi. Di saat itulah daerah lembah dan bantaran sungai Nil menjadi siap untuk ditanami dengan berbagai macam tanaman. Bulan Januari sampai Mei merupakan saat di mana air sungai Nil surut.

Untuk betul-betul menggunakan sungai Nil dengan sebaik-baiknya, masing-masing dari sembilan negara telah melakukan eksploitasi sungai ini dengan semaksimal mungkin, sehingga kebutuhan negara dan rakyatnya terhadap air dapat terpenuhi dengan baik. Lain halnya dengan Mesir dan Sudan, ketujuh negara lembah Nil tidak terlalu mengandalkan sungai Nil sebagai sumber hidupnya. Karena ketujuh negara tersebut merupakan negara-negara yang masih secara teratur mendapatkan curahan hujan yang cukup setiap tahun. Mesir sendiri dalam mensiasati penggunaan air sungai Nil, berusaha semaksimal mungkin agar air sungai Nil ini dapat dimanfaatkan dengan baik serta kelestarian dan kejernihan air sungai tetap terjaga. Beberapa proyek besar untuk memperbaiki sistem pengairan telah banyak yang diselesaikan Mesir, seperti proyek pembangunan Qanathir, saluran-saluran air, dan pembuatan cabang-cabang sungai ke beberapa daerah yang membutuhkan air. Sementara itu, untuk menghindari air sungai Nil terbuang begitu saja di laut tengah, maka Mesir telah membangun beberapa bendungan seperti, bendungan Aswan yang dibangun pada tahun 1902, bendungan Jabal al Auliya' yang dibangun di daerah Sudan pada tahun 1937, dan bendungan tinggi (al Sadd al 'Aliy) yang mulai dibangun pada tahun 1960 dan rampung pembangunannya di tahun 1970.

Bendungan tinggi ini di samping untuk menyimpan air sungai Nil jika mengalami surut, juga diproyeksikan untuk melindungi Mesir dari bahaya bencana banjir seperti puncaknya pernah terjadi pada tahun 1946 dan tahun 1964. Meskipun Mesir memiliki Bendungan Aswan untuk memenuhi kebutuhan negeri itu akan air, lokasi geografis Mesir yang terletak di bagian paling hilir membuat negeri itu menjadi amat rentan terhadap berbagai kemungkinan.


BERGANTUNG
Sembilan negara lembah sungai Nil, tidak selamanya sepakat dalam pembagian hak terhadap sungai Nil, khususnya hak yang menyangkut jatah dan porsi masing-masing, apalagi semenjak kebutuhan terhadap sungai ini begitu meningkat. Hal semacam ini kadang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Konflik terbesar muncul antara pengguna air di bagian hulu dan pengguna air di bagian hilir. Negara yang berada di hulu sungai mengklaim hak kedaulatan atas air yang berasal dari teritorialnya, termasuk hak untuk menggunakan, menyimpan, mengalihkan, dan mencemari. Sementara negara-negara yang dilalui sungai itu, yang semakin ke hilir, semakin kecil posisi tawarnya, menuntut agar air sungai itu dijaga kealamiannya, supaya kebutuhan akan sumber air bersih tetap bisa dipenuhi. Tidak berlebihan kalau Menteri Luar Negeri Mesir pada tahun 1989, Boutros Boutros Ghali, yang kemudian menjadi Sekretaris Jenderal PBB, menyatakan keamanan nasional Mesir terletak di tangan delapan negara Afrika lainnya yang berada di lembah Sungai Nil.

Untuk memecahkan masalah ini, telah dilangsungkan beberapa muktamar negara-negara sungai Nil dengan harapan, kesembilan negara itu tidak ada yang menjadi lebih berwenang atau yang haknya diabaikan. Walau begitu, awal bulan Maret 2004, Tanzania, sebagai salah satu negara hulu sungai Nil menghendaki peninjauan ulang kembali terhadap pembagian jatah dan porsi masing-masing, khususnya jatah Mesir dan Sudan. Tanzania menghendaki jatah pertahun Mesir dan Sudan dikurangi dari porsi semestinya. Menurut perjanjian tahun 1929 antara Mesir dan Inggris, diputuskan bahwa jatah Mesir dari air sungai Nil adalah 59 milyar meter kubik/tahun, dan jatah Sudan 15 milyar meter kubik/tahun. Akan tetapi Tanzania meminta agar jatah ini dikurangi lagi. Pertimbangannya, karena Tanzania sekarang tengah membangun proyek pembuatan saluran air di negaranya. Tentunya dalam hal ini Mesir tidak rela melepaskan begitu saja haknya, mengingat semakin pesat pertumbuhan penduduk Mesir, di satu sisi kebutuhannya semakin besar terhadap air.

Akhirnya Mesir, melalui menteri pengairannya, Mahmoud Abu Zaid, memberikan ultimatum bahwa Mesir tidak akan pernah melakukan konsesi dan memberikan haknya dalam penggunaan air Nil. Entah bagaimana nasib kita yang tinggal di bumi Mesir, jika jatah Mesir dikurangi? Bagaimanapun, pada akhirnya, yang dapat mengeksploitasi dan mengontrol sungai Nil dengan sebaik-baiknya adalah yang akan berkuasa.


***

Sungai Amazon


Sungai Amazon (bahasa Spanyol: Río Amazonas, bahasa Portugis: Rio Amazonas) adalah sungai di Amerika Selatan yang merupakan sungai terpanjang kedua di dunia – Sungai Nil di Afrika merupakan yang terpanjang. Sungai Amazon memiliki total aliran terbesar dari sungai manapun, membawa lebih dari Sungai Mississippi, Nil, dan Yangtze digabungkan. Amazon juga memiliki sistem peraliran terbesar dari seluruh sistem sungai. Meskipun Nil sungai terpanjang, namun Amazon bisa dianggap "terkuat" (dilihat dari jumlah air yang mengalir per detik).


Jumlah air tawar yang dilepas ke Samudra Atlantik sangat besar: 184.000 m³ per detik (6,5 juta kaki³) di musim hujan. Aliran Amazon merupakan seperlima dari jumlah seluruh air tawar yang masuk ke laut di seluruh dunia. Air di laut dekat sungai ini memiliki kadar garam yang rendah sampai beratus mil jauhnya.


Sungai utamanya (biasanya memiliki lebar satu sampai enam mil) dapat dilalui untuk kapal uap samudra besar sampai Manaus, hampir 800 mil ke hulu sungai dari mulutnya. Kapal laut yang lebih kecil dengan berat 3.000 ton dan 5,5 m (18 kaki) dapat mencapai sejauh Iquitos, 3.700 km (2.300 mil) dari laut. Kapal sungai kecil dapat mencapai 780 km (486 mil) lebih jauh sampai Achual Point. Lewat dari sana, hanya perahu kecil yang dapat naik sampai Pongo de Manseriche, di atas Achual Point.


Sungai ini mengambil air dari koordinat 5° LU sampai 20° LS. Sumber paling jauh ditemukan di dataran tinggi inter-Andes, jarak yang cukup dekat dengan Samudra Pasifik; dan setelah menempuh jarak 7.200 km (4.800 mil) melalui pedalaman Peru dan melewati Brasil, ia masuk Samudra Atlantik di katulistiwa.